Lombok Barat, NTB – Tradisi adat nyongkolan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Sasak di Pulau Lombok kembali mewarnai ruas jalan utama di wilayah Sekotong. Guna mengantisipasi potensi kemacetan dan gangguan keamanan, Kepolisian Sektor (Polsek) Sekotong, Polres Lombok Barat, mengerahkan pengamanan intensif untuk memastikan prosesi adat tersebut berjalan lancar tanpa menghambat mobilitas masyarakat lainnya.
Pada Minggu, 21 Desember 2025, jajaran Polsek Sekotong bersiaga penuh mengawal pergerakan massa yang melakukan prosesi nyongkolan dari Desa Lembar Selatan, Kecamatan Lembar, menuju titik tujuan di Dusun Labuan Petung, Desa Sekotong Barat. Kehadiran aparat kepolisian ini bertujuan untuk memberikan rasa aman baik bagi peserta prosesi adat maupun pengguna jalan raya yang melintas di jalur utama tersebut.
Komitmen Polri dalam Menjaga Kamseltibcar Lantas
Kapolsek Sekotong, IPTU I Ketut Suriarta, S.H., M.I.Kom., menegaskan bahwa pengamanan ini merupakan bentuk pelayanan prima Polri dalam mendukung kegiatan sosial budaya masyarakat. Menurutnya, keramaian massa dalam tradisi nyongkolan seringkali memicu kepadatan arus lalu lintas jika tidak dikelola dengan manajemen lapangan yang tepat.
“Kami menurunkan personel gabungan lintas fungsi untuk mengawal jalannya tradisi nyongkolan ini. Fokus utama kami adalah memastikan kamseltibcar lantas tetap terjaga, mengingat jalur yang dilalui merupakan akses vital bagi masyarakat umum dan wisatawan yang berkunjung ke kawasan Sekotong,” ujar IPTU I Ketut Suriarta mewakili Kapolres Lombok Barat.
Beliau menambahkan bahwa kolaborasi antarwilayah sangat penting dalam pengamanan ini. Oleh karena itu, Bhabinkamtibmas dari dua desa, yakni AIPTU I Putu Eka Ariana (Desa Sekotong Barat) dan AIPDA Suhaemi (Desa Lembar Selatan), diterjunkan langsung untuk mendampingi warga sejak titik keberangkatan hingga lokasi tujuan.
Penempatan Personel di Titik Strategis
Rangkaian pengamanan dimulai sejak sore hari, tepatnya pukul 16.40 WITA. Polsek Sekotong memetakan sejumlah titik strategis dan penggal jalan yang dinilai rawan kepadatan. Penempatan personel diperkuat oleh empat anggota piket jaga di bawah kendali Kepala SPKT 2, AIPTU I Made Prama Yuana, S.
Para petugas di lapangan tidak hanya berdiri mengatur lalu lintas, tetapi juga secara aktif melakukan pendekatan persuasif kepada para penonton dan pengiring nyongkolan agar tidak menutupi seluruh badan jalan. Langkah ini diambil agar kendaraan dari arah berlawanan tetap bisa melintas meskipun dengan kecepatan terbatas. Hal ini sangat krusial mengingat antusiasme warga yang tinggi seringkali membuat kerumunan meluber hingga ke tengah jalan.
Edukasi Keselamatan Berkendara bagi Masyarakat
Selain menjaga kelancaran jalan, momentum pengamanan ini juga dimanfaatkan oleh personel Polsek Sekotong untuk memberikan edukasi mengenai keselamatan berkendara (safety riding). Di tengah hiruk-pikuk suara gamelan tradisi, petugas tetap memberikan imbauan kepada pengendara sepeda motor yang ikut serta atau sekadar melintas agar senantiasa mematuhi aturan lalu lintas.
“Selain mengatur jalan, anggota kami di lapangan terus memberikan imbauan kepada masyarakat agar tetap tertib. Kami menekankan pentingnya penggunaan helm standar nasional (SNI) dan kelengkapan administrasi kendaraan lainnya. Keselamatan bersama adalah prioritas, jangan sampai momen bahagia ini terganggu oleh insiden di jalan raya,” tegas IPTU I Ketut Suriarta.
Upaya preventif ini diharapkan dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas yang seringkali dipicu oleh kurangnya kesadaran pengendara dalam menggunakan alat pelindung diri saat berada dalam keramaian.
Situasi Kondusif Hingga Akhir Kegiatan
Berkat kesiapsiagaan personel di lapangan, seluruh rangkaian prosesi nyongkolan berakhir pada pukul 18.10 WITA dalam keadaan aman dan terkendali. Tidak dilaporkan adanya insiden menonjol maupun kemacetan panjang yang berarti selama kegiatan berlangsung. Masyarakat yang terlibat dalam prosesi adat pun memberikan apresiasi tinggi atas kehadiran polisi yang memandu jalannya acara dengan humanis.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa koordinasi yang baik antara kepolisian dan tokoh masyarakat dapat menyelaraskan pelestarian tradisi dengan ketertiban umum. Dengan pengawasan langsung dari Kapolsek Sekotong, situasi di wilayah hukum Polres Lombok Barat tetap terpantau kondusif, memberikan kenyamanan bagi seluruh lapisan masyarakat yang menjalankan aktivitas di akhir pekan.













