Berita  

Polri Bangun Ketahanan Pangan Lewat DDS di Desa Kedaro, Sekotong

Polri Dampingi Petani Kedaro Sinergi Ketahanan Pangan di Lombok Barat

Lombok Barat, NTB – Di tengah tantangan perubahan iklim dan serangan hama, program ketahanan pangan nasional terus digalakkan. Kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk institusi kepolisian, menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan.

Bhabinkamtibmas Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Aiptu Mamad Firmansyah, menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ini melalui kegiatan Door to Door System (DDS) yang dilaksanakannya secara rutin. Pada Rabu (27/8/2025), Aiptu Mamad menyambangi salah satu warga binaannya, Bapak Nengah Mantre, di Dusun Lendang Guar Selatan. Kunjungan ini tidak hanya bertujuan untuk menjalin silaturahmi, tetapi juga untuk memonitor perkembangan sektor pertanian dan memberikan edukasi terkait ketahanan pangan.

Peran Bhabinkamtibmas dalam Mendukung Ketahanan Pangan

Kapolsek Sekotong, Iptu I Ketut Suriarta, S.H., M.I.Kom., menegaskan bahwa peran Bhabinkamtibmas tidak hanya sebatas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). “Bhabinkamtibmas kami turun langsung ke lapangan untuk memahami permasalahan yang dihadapi masyarakat, termasuk para petani. Ini adalah wujud nyata dukungan Polri terhadap program ketahanan pangan nasional,” ujar Iptu Suriarta.

Kegiatan DDS yang dilakukan Aiptu Mamad Firmansyah menjadi contoh bagaimana pendekatan humanis dapat membuka ruang komunikasi yang efektif. Dalam kunjungannya kepada Bapak Nengah Mantre, terungkap berbagai informasi penting terkait kondisi pertanian di Desa Kedaro.

“Kami menyadari bahwa ketahanan pangan adalah isu krusial. Melalui kehadiran Bhabinkamtibmas, kami bisa langsung mengetahui kendala yang dihadapi para petani dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencari solusi bersama,” tambah Iptu Suriarta.

Tantangan Panen Musim Kedua: Hama Tikus dan Curah Hujan Minim

Dalam dialog yang terjalin antara Aiptu Mamad dan Bapak Nengah Mantre, diketahui bahwa panen musim tanam kedua di Desa Kedaro menghadapi tantangan signifikan. Serangan hama tikus dan minimnya curah hujan menjadi dua faktor utama yang memengaruhi hasil panen jagung.

“Hasil panen jagung musim ini sangat minim. Serangan tikus sangat mengganas, dan hujan tidak turun dengan intensitas yang cukup, sehingga ukuran bonggol jagung menjadi lebih kecil dari biasanya,” ungkap Bapak Nengah Mantre kepada Aiptu Mamad.

Meskipun demikian, ada kabar baik dari sisi harga jual. Bapak Nengah Mantre menambahkan bahwa harga jagung saat ini relatif tinggi, mencapai Rp5.600 per kilogram, dibeli oleh para tengkulak. Kondisi ini sedikit melegakan para petani di tengah penurunan volume hasil panen.

Kolaborasi dan Sinergi untuk Masa Depan Pertanian

Kehadiran Bhabinkamtibmas di tengah masyarakat petani tidak hanya sekadar formalitas. Ini adalah bentuk komitmen nyata Polri dalam membangun sinergi dan kolaborasi yang kuat. Informasi yang didapat dari Bapak Nengah Mantre akan menjadi dasar bagi Bhabinkamtibmas untuk berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti Dinas Pertanian, guna mencari solusi strategis, baik dalam hal penanggulangan hama maupun manajemen air.

Dengan adanya komunikasi yang baik ini, citra positif Polri semakin menguat di mata masyarakat. Para petani merasa didukung dan didengar. Sinergi ini diharapkan mampu mendorong produktivitas pertanian secara berkelanjutan dan memperkuat ketahanan pangan di tingkat desa.

Kegiatan DDS yang dilakukan Aiptu Mamad Firmansyah berakhir dengan situasi yang aman dan kondusif. Kemitraan strategis antara kepolisian dan masyarakat petani ini adalah model yang efektif dalam menghadapi tantangan bersama, memastikan program ketahanan pangan nasional dapat berjalan optimal demi kesejahteraan bersama.