Mengenal Gyaru, Subkultur Jepang yang Berani dan Ikonik

  • Bagikan
Gyaru
Gyaru. Foto: Wikipedia.

Gyaru adalah subkultur fashion yang lahir di Jepang dan menjadi salah satu tren paling berpengaruh dalam dunia gaya hidup serta mode. Istilah “gyaru” berasal dari bahasa Inggris, “gal”, yang berarti perempuan muda. Subkultur ini pertama kali muncul pada era 1970-an dan mencapai puncak popularitasnya pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Dengan ciri khas yang mencolok, berhasil merevolusi standar kecantikan tradisional Jepang.

Namun, apa sebenarnya gyaru itu? Mengapa tren ini begitu digemari? Dan bagaimana evolusinya hingga saat ini? Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai sejarah, karakteristik, dan dampak gyaru dalam dunia fashion.

Asal Usul dan Sejarah

Pertama kali muncul sebagai bentuk pemberontakan terhadap standar kecantikan Jepang yang mengutamakan kulit putih, rambut hitam lurus, dan penampilan sederhana. Tren ini menjadi simbol kebebasan bagi perempuan muda yang ingin mengekspresikan diri di luar norma tradisional.

Pada era 1970-an, merek jeans Amerika bernama Wrangler meluncurkan iklan dengan slogan “GALS,” yang menginspirasi istilah gyaru. Namun, baru pada tahun 1990-an berkembang menjadi subkultur besar, dipopulerkan oleh majalah seperti Egg dan Popteen. Majalah-majalah ini tidak hanya menampilkan gaya berpakaian, tetapi juga gaya hidup gyaru, mulai dari makeup, gaya rambut, hingga cara berbicara.

Baca Juga :  9 Kebiasaan yang Mempercepat Penuaan, Hindari Agar Tampil Lebih Muda

Ciri Khas: Lebih dari Sekadar Fashion

Gyaru dikenal karena tampilannya yang mencolok dan berani. Berikut adalah beberapa elemen utama yang menjadi ciri khasnya:

1. Makeup yang Mencolok

  • Penggunaan foundation yang lebih terang atau lebih gelap dari warna kulit alami.
  • Eyeliner tebal dan bulu mata palsu untuk menciptakan tampilan mata besar (sering disebut “dolly eyes”).
  • Lipstik nude atau warna pastel yang kontras dengan makeup mata.

2. Gaya Rambut yang Beragam

Rambut gyaru biasanya diwarnai dengan warna-warna terang seperti pirang, cokelat, atau bahkan pastel. Rambut bergelombang besar atau updo rumit sering menjadi pilihan untuk melengkapi tampilan mereka.

3. Pakaian yang Modis dan Tidak Konvensional

Memiliki beberapa subkategori dengan gaya pakaian yang berbeda-beda, seperti:

  • Aomoji-kei: Fokus pada pakaian lucu dan feminin.
  • Kogal: Tampilan seragam sekolah yang dimodifikasi, sering kali dipadukan dengan rok pendek dan kaos kaki longgar (loose socks).
  • Ganguro: Dikenal dengan kulit gelap, rambut pirang, dan makeup putih mencolok di sekitar mata.
  • Onee-gyaru: Tampilan lebih dewasa dan elegan, sering kali menggunakan gaun atau pakaian kantor modis.

4. Aksesori dan Detail Tambahan

Perhiasan besar, kuku panjang yang dihias (nail art), dan tas bermerek adalah elemen penting dalam penampilan ini.

Baca Juga :  Mengapa Afirmasi Positif Penting untuk Meraih Tujuan Hidup?

Evolusi: Dari Ganguro ke Onee-gyaru

Mengalami perubahan signifikan seiring waktu. Pada era 2000-an, gaya ganguro dengan kulit gelap dan makeup putih mulai meredup, digantikan oleh onee-gyaru, yang menawarkan tampilan lebih dewasa dan halus.

Pada saat yang sama, banyak subkultur mulai bercabang, seperti hime-gyaru (gaya putri yang mewah) dan manba (evolusi dari ganguro dengan elemen lebih ekstrem). Hal ini menunjukkan bahwa ini bukan hanya tentang tren semata, tetapi juga tentang identitas dan komunitas.

Namun, pada dekade 2010-an, popularitasnya mulai menurun karena munculnya tren kecantikan baru yang lebih natural seperti kawaii dan minimalist beauty. Meski demikian, gyaru tetap memiliki penggemar setia, terutama di kalangan komunitas online.

Dampak Gyaru dalam Dunia Fashion dan Budaya Pop

Bukan hanya subkultur lokal; pengaruhnya telah menyebar ke seluruh dunia. Tren ini memengaruhi banyak desainer dan merek fashion global, yang mulai mengadopsi elemen-elemen khas gyaru ke dalam koleksi mereka.

Di sisi lain, juga menjadi simbol pemberdayaan perempuan muda di Jepang. Menawarkan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan diri tanpa rasa takut akan penghakiman sosial.

Baca Juga :  Pentingnya Hormon Bahagia bagi Anak: Tips agar Mereka Selalu Ceria

Beberapa tokoh terkenal seperti model Tsubasa Masuwaka dan desainer Ayumi Hamasaki turut mempopulerkan gaya ini hingga ke level internasional.

Apakah Masih Relevan Hari Ini?

Meskipun popularitasnya telah menurun, esensinya masih terasa. Komunitas gyaru tetap aktif, terutama di platform seperti Instagram dan TikTok, di mana mereka berbagi tutorial makeup, tips fashion, dan konten gaya hidup.

Selain itu, banyak elemen gyaru yang diadaptasi dalam tren fashion modern, seperti penggunaan bulu mata palsu, ombre hair, dan gaya busana eksentrik yang semakin diterima di berbagai budaya.

Gyaru adalah lebih dari sekadar tren fashion—ini adalah gerakan budaya yang menantang norma tradisional dan mendefinisikan ulang standar kecantikan di Jepang. Dengan ciri khas yang mencolok dan keberanian untuk tampil beda, telah menjadi bagian penting dari sejarah fashion Jepang dan dunia.

Meskipun tidak lagi sepopuler dulu, pengaruh tetap hidup melalui komunitasnya dan adaptasi elemen-elemen khasnya dalam tren fashion modern. Jika Anda tertarik untuk memahami lebih dalam tentangnya, tidak ada salahnya mencoba makeup ala gyaru atau bereksperimen dengan gaya fashionnya. Anda mungkin menemukan sisi baru dari diri Anda yang lebih percaya diri dan ekspresif!

  • Bagikan